peluru itu memental ke tubuh ku

Kami keluarga pemberontak.
Dirumahku banyak senapan. Tapi Dia tidak pernah menaruh satu peluru pun dlm senapan2 itu. Ak selalu mengeluh manja 'kenapa ak tidak pernah melihat satu peluru pun?' Lalu Dia tersenyum, memegang kepalaku, dan mencium keningku. Selalu begitu.
Mungkin darah pemberontak hidup nyata dalam darahku. Tiba2 ak mngikutiny melihatny dimana Dia taruh peluru2 itu.
Lalu ak menyimpan stiap gerak langkah kakiku ketempat penyimpanan itu.
Saat Dia pergi membelikan ku susu, ak pergi ktempat rahasia itu, mncoba mncuri peluru. Dan mungkin dia sudah tau ak akan mnemukan tempat itu, krn di kotak peluru itu ad surat 'sayang, peluru ini bahaya untukmu'
Tp skali lagi darah pemberontak itu nyata mngalir di darahku.
Ak memungut peluru memasukanny k dalam senapanku,
Tba2 mndengar bnyak bunyi rusa di luar dan ak mncoba menarik pelatuk senapanku.. Tiga sampai enam peluru sudah tertuju, ak tertawa bangga dan tersipu malu.
Lalu ak pulang, melihat segalon susu.. Ak mngendap masuk ke selimut putih kami, memelukny. Dan tiba2 selimut putih kami menjadi merah..
Dia berdiri, mencium keningku.. 'Segalon susu itu untuk hdupmu kelak, ak tak sanggup menjaga mu' dia pergi berlalu.
Ak diam, menahan sebuah rasa. Ak lengang melihat selimut yg kini berwarna merah. Ak mengambil cermin di depan pintu, dan melihat tubuhku penuh darah.
Ternyata peluru itu sebahaya cemburu ibu, dia tidak mematikan dan memusnahkan siapapun. Tp dia mengahancurkan sang empu nya. Iya. Ak baru tau arti senyum dan ciuman itu.
Peluru itu tidak memusnahkan rusa2 tadi, tp peluru itu balik memental ke tubuhku.. Ak diam menulis namany d setiap dinding rumahku.. Tp tulisan itu tak bisa mmbuat dia kembali ke kamarku, krn dia suka selimut putih bukan selimut darah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jangan ditiru ya.

Berbagi tips toilet training.

Cinta Jannati