Memilih dunia
"Astaga.. Aku dulu ada disitu"
Itu adalah yang terlintas dalam benakku ketika melihat sekumpulan perempuan yang tertawa terbahak2 dengan pakaian yang HAMPIR keliatan ininya atau itunya, yang bahagia ketika melanggar aturan.
Yaaa.. Aku ada disana beberapa tahun yang lalu.
Saat itu, aku lupa atau mungkin aku buta dengan sebuah tujuan akhir hidup kita, akhirat. Oh, ini bukan tentang solat. Solat terus ku jalankan walau segala dosa tetap ku makan.
Nilai mata pelajaran agama ku tidak pernah dibawah 8, aku fasih bertilawatil quran, aku hapal rukun iman, tapii.. Entah bagaimana syaitan membuat semua itu seperti hanya lewat dalam ingatan.
Beruntung sekali aku diselamatkan doa ayah dan ibu. Mereka sujud bermalam2 memohon pada Tuhan agar aku dikembalikan menjadi putri kecil lugu mereka. Dan Tuhan mengangkatku untuk keluar dari dunia yang begitu kerlap kerlip akan dosa.
Jadilah aku disini, disamping suamiku dengan hijab dikepalaku. Ini bukan suruhan suamiku. Ini adalah sujud ayah dan ibuku yang disenyumkan Tuhan. Aku mulai dengan menutupi kepala, menutupi aurat, lalu kemudian mulai menutup hati untuk tidak lagi menjadikan dunia segalanya. Aku mulai memilih untuk menyeimbangkan dunia dan akhiratku, dan mulai belajar melebihkan akhirat daripada duniaku.
Yang aku pahami, yang aku yakini kini akhirat itu adalah tujuan akhir kita. Disanalah tempat kita berlama2, tetapi disinilah (didunia) ini kita memilih kita ingin berlama2 diazab di neraka atau berlama2 menikmati surga.
Terkadang datang bisikan syaitan, cantik sekali rasanya ketika menggeraikan rambut ini, indah sekali rasanya ketika memakai baju melihatkan lekuk badan ini. Tapiiii.. Lagi2 sujud ayah ibu menghalangi pikiran itu. Aku langsung terpikir akan lebih indah jika aku nanti bisa menikmati surga bersama mereka yang tak begitu menghambakan dunia.
Komentar
Posting Komentar