Perjuangan Menyapih Anja

Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuhyaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanyaDan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (Al-Baqarah: 233)

Maha suci Allah dengan segala firmanNya. 


Anja mau punya adek. Ya. Keputusan yg telah kami buat berdua bersama papa anja. Dengan segala pertimbangan saya merasa sudah siap untuk hamil lagi. Selama ini kami tidak KB hanya mengandalkan "tembak luar" (maaf saya dak tau istilah ilmiah untuk kegiatan satu itu). 

September 2016, kami mulai untuk tidak tembak luar lg. Dalam hati saya dan suami, kmaren waktu anja dapetnya 9 bulan berhubungan. Dak mungkin adek anja bisa lgsg jadi. Niatnya yaaaa usaha dulu lah sampai dikasi rezeki. 


Awal oktober, saya mulai pusing2 dan mual. Tak kirain krn kecapean yang membuat anemia kambuh. Minum sangobion. Tapi kok.. belum mens ya? Hmm.. saya berniat mau test pack. Tapi kata pak suami "ah, dak mungkinlah. Cepet bgt". 
Lalu tiba2 saja anja berubah agak "aktiv" dan manja. Abang saya bilang "tanda mau punya adek kali?". Saya jawab "endak lah". 
Seminggu berlalu kok belum mens juga. Akhirnya saya putuskan untuk minta pak suami untuk beli test pack. Dan ya.. saya hamil. 


Agak kaget sih. Wah kok lgsg jadi?, gumam saya dlm hati. Tapii ya seneng pasti. Allah lgsg kasi, padahal saya baru berniat, dan memprediksi baru akan hamil 2/3 bulan lg. Begitu Maha Baik Dia. 




"Jadi anja gimana yang? Kita sapih aja", tanya saya pada pak suami. Menurut bacaan dan tanya sana sini sebenernya dak papa kalo hamil masih menyusui. Tapi sesuai ayat diatas, tidak ada dosa jika seorang ibu ingin menyapih anaknya sebelum usia 2 th. Usia anja saat ini 17 bulan. Dan dengan bismillah, sesuai izin dari suami saya berniat menyapih anja lebih untuk alasan kesehatan dan kenyamanan saya, calon adek anja, dan anja nya sendiri.


Minggu pertama menyapih, saya pakai cara lembut. Mulai dgn hypnotherapy, pada saat anja hampir tidur, saya bisikan "sayang, kanja udah besar. Kalo udah besar kita gak mimik lg ya nak". Dan ya, Doa jg hal utama yg saya lakukan untuk mempermudah penyapihan. Dan Alhamdulillah dia hanya minta mimik pada saat ingin tidur, itupun hanya skitar 2-3 menit saja stelah itu saya bisikan hypnotherapy nya dan dia lgsg melepas mimiknya. 


Minggu kedua, entah knp anja jd lebih sering minta mimik dan gak mempan lg hypnotherapy nya. Walopun udh dibisikin dia tetep mau mimik dan pas dilepas dia bakal ngamuk. Mulailah saya sedih. Dan ibu saya menyarankan "kasi daun sambiloto aja jadi biar mimiknya pahit". Sebenernya saran ini udah diusung oleh ibu saya sejak tau saya akan menyapih. Cuma saya pikir saya mau pake metode "weaning with love". Tapii saya pikir2 lg, tidak ada salahnya jika mencoba ide ibu saya. Dan ya.. stelah saya kasi daun itu anja Alhamdulillah, anja dak mau mimik lg. Dan ini hanya berlangsung 2 hari percobaan pake daun sambiloto nya. Setelah itu anja memang tidak pernah minta mimik lg.

Ibu saya juga menawarkan agar anja tidur malam sama oma dan atuknya. Tp saran itu tidak saya terima. Karena saya dak mau anja merasa mau punya adek dia malah kehilangan mamanya. Saya mau anja tau, dia tetap dapat kasih sayang mamanya walupun mau punya adek.   Jadilah saya selalu bersama dan tidak ada yang berbeda dengan sebelum saya belum hamil. 

Semua memang tidak mudah. Ketika malam dia terbangun, dia akan sangat rewel. Minta gendong sambil menangis2. Udah digendongpun masih menangis. Saya tau sebenarnya yg dia mau adalah mimik. Tapi krn udah kerasa mimik yang pahit jd dia gak sebutin mimiknya. Alhamdulillah suami saya sangat membantu, saat anja menangis tengah malam dialah yg menggendong dan membawa anja menghilankan tangisannya. Pada saat sudah berhenti nangisnya, barulah dia saya tawarkan susu UHT. Kalo menangis lgsg dikasi UHT? Wah, lgsg ngamuk2 dan dilempar UHT sama dia.


Ya, susu UHT. Saya dak tau kenapa anja dak mau minum sufor. Udah saya coba segala merk, mulai dari chilkid, SGM, Frisian Flag, Dancow, Pediasure. Semuanya dia tolak. Saya pun coba mulai kasi dot, saya berharap ini bisa melepaskan rasa rindu pada mimik mamanya. Tapi tidak. Anja dak mau pakai dot, segala merk pun udh saya coba, pigeon, Dr. Brown, tommie tippie, huki, kuku, semuanya dia dak mau. Cuma sama UHT lah dia anteng dengan sedotan seadanya itu. 


Jadi ya, skrg kalo dia mau tidur saya kasi UHT. Dan kalo terbangun malam dia dikasi UHT dan alhamdulillah lgsg tidur lagi. 


Tiba2 saya terpikir, tentang perjuangan ibu yang memutuskan anaknya untuk tidak ASI dari bayi.  Hmm.., tidak gampang ternyta. betapalah sulitnya setiap malam anak terbangun harus membuatkan susu dulu. Dan hal lain yg saya dapat setelah anak tidak ASI adalah, tangisnya lebih susah diredakan. Waktu anja ASI, nangis dikit dikasi ASI lgsg diem. Mau itu nangis krn jatoh, krn lapar, krn bad mud, karena ngantuk, karena gatal, pokoknya dak pernah saya dengar anja nangis lebih dari 1 menit. Tapi semenjak tidak mimik lg, jd agak lebih lama untuk meredakan tangisnya. 

Untuk itulah saya sangat salut untuk perjuangan semua para Ibu diluar sana. Entah itu yang memberikan ASI atau sufor, yang pasti semua itu diberikan dengan cinta pada anaknya. Semoga perjuangan kita berhadiah surga dariNya. Amiin. 

Komentar

  1. Waah sgt bermanfaat bagiku mba yg tinggal itungan bulan utk nyapih putriku. Deg2an.. makasih udah sharing ya ma megaaa..❤

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jangan ditiru ya.

Berbagi tips toilet training.

Cinta Jannati